UNSUR MAGIS SITUS KERAJAAN MAJAPAHIT
UNSUR
MAGIS SITUS KERAJAAN MAJAPAHIT
ARTIKEL
PENELITIAN
Diajukan
Kepada Akademi Pelayaran Nasional Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Disusun oleh:
Galih
Muhta Hakim
NIT:
202312009
PROGRAM
STUDI
MANAJEMEN
LOGISTIK
AKADEMI
PELAYARAN NASIONAL SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera untuk
kita semua
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat sehingga penulis
bisa menyelesaikan tulisan berjudul "Unsur magis kerajaan Majapahit”
Penulis atas nama Galih Muhta Hakim dengan
nomor induk taruna 202312009, penulis dari kelas 1C, prodi Manajemen logistic ,
lahir pada tanggal 5 juni 2005 di Mojokerto. Penulis adalah seorang taruna
tingkat satu di Akademi Pelayaran Nasional Surakarta, dan berasal dari
Mojopilang, Kemlagi, Mojokerto
Sesuai dengan judul
penulis ingin memberitahukan tentang sejarah situs kerajaan mojopahit beserta
mitos mitosnya yang dapat dijadikan
motivasi untuk tetap dan selalu menjaga keragaman budaya situs mojopahit. Akhir
kata, mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan, penulis siap menerima
kritikan dan saran sebagai motivasi untuk penulis kedepannya.
Kartasura, Oktober 2023
Penulis
DAFTAR ISI
3.3 Subyek dan Informasi
Penelitian
4.1 Sejarah Situs
kerjaan Mojopahit
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Peninggalan purbakala di situs Trowulan,
Mojokerto merupakan salah satu aset penting dalam dunia kepurbakalaan di
Indonesia karena menyimpan banyak pelajaran berharga dari masa lalu. Saat ini
Situs Trowulan belum bisa menunjukkan peran yang besar bagi masyarakat luas.
Hal ini terlihat dari kurangnya kesadaran dan sosialisasi kepada masyarakat.
Penulis membuat artikel penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
khusus kepada pengunjung situs majapahit dan menambah daya tarik promosi yang digunakan untuk menarik pengunjung untuk
dapat berkunjung langsung ke situs majapahit yang terletak di Trowulan
Mojokerto. Salah satu kerajaan masa lampau yang memiliki banyak tinggalan
arkeologis adalah kerajaan Majapahit. Banyaknya situs peninggalan Majapahit khususnya
di wilayah Trowulan Jawa Timur ini pada dasarnya sangat potensial untuk dapat
dikembangkan lebih lanjut terutama yang berkaitan dengan pembangunan karakter
masyarakat dan wisatawan. Daerah yang memiliki tinggalan arkeologis berpeluang
besar dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar situs tersebut.
Peningkatan kualitas ini dapat juga diiringi dengan peningkatan pendapatan
masyarakat. Jika ditinjau dari sudut pandang kebudayaan, keberlanjutan dari
tinggalan arkeologis pada situs Majapahit dapat membangun kesadaran masyarakat
terhadap pentingnya sejarah, budaya, kearifan lokal,
Mojopahit adalah salah satu kerajaan hindu di
Indonesia yang pernah berdiri pada tahun 1293-1473 masehi .Kerajaan majapahit
memiliki banyak situs peninggalan peningglan yang masih mempunyai mitos.seperti
halnya candi bajang ratu yang berupa candi yang berstuktr batu bata dan
diyakini sebagai salah satu gerbang kecil di area majapahit. Menurut cerita
yang beredar di masyarakat ada pantangan yang tak boleh dilakukan oleh
seseorang yang berada di candi bajang ratu yakni dilarang melintas tepat dari
depan candi hingga ke belakang. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan
Hindu Buddha terbesar di Indonesia yang berdiri pada abad ke 13 hingga abad ke
16. Wilayah kekuasaan Majapahit mencapai hampir seluruh Nusantara. Majapahit
didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293, seorang menantu dari Kertanegara,
raja terakhir Singasari.
Raden
Wijaya adalah pendiri Kerajaan Majapahit yang bertakhta pada 1293-1309 dengan
gelar Kertarajasa Jayawardhana. Nama asli Raden Wijaya adalah Nararya
Sanggramawijaya. Nama ini terdapat dalam prasasti Kudadu yang dikeluarkan oleh
Wijaya sendiri pada tahun 1294. Masa keemasan Majapahit terjadi saat tampuk
kekuasan dipegang Hayam Wuruk (1350-1389), raja keempat Majapahit. Mendapat
sokongan penuh Mahapatih Gajah Mada, putra Tribhuwana Wijayatunggadewi itu
mampu menyatukan seluruh Nusantara. Hingga akhirnya runtuh pada sekitar tahun
1500. Nagarakertagama menyebutkan, wilayah kekuasan Majapahit meliputi Jawa,
Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Indonesia bagian timur, termasuk Nusa
Tenggara, Sulawesi, hingga sebagian Maluku. Dikutip dari buku Dinamika Islam
Filipina, Burma, dan Thailand karya Choirul Fuad Yusuf, tidak kurang dari 98
kerajaan yang bernaung di bawah kuasa Majapahit. Ekspansi Majapahit juga
merambah ke kerajaan di Semenanjung Malaya (Malaysia dan Brunei), Tumasik
(Singapura), serta sebagian Thailand dan Filipina. Konon, angkatan Laut
Majapahit sangat kuat, sehingga disebut sebagai Talasokrasi atau Penguasa Laut.
Namun, dibalik nama besarnya, Majapahit tak meninggalkan jejak yang berarti di
Mojokerto. Hanya puing-puing benda purbakala yang banyak tak terurus. Meksi
demikian, cerita tentang kejayaan Majapahit dan mitos -mitos yang
menyelimutinya masih begitu kental hingga saat ini.
Permasalahan ini menjadi
latar belakang penelitian yang bertujuan untuk melestrikan budaya yang ada di
mojapahit dan mengetahui bagaimana unsur magis berupa mitos mitos yang ad
kerajaan majapahit.
1.2
Identifikasi
Masalah
1. 1. Kurang
Minatnya Pengunjung untuk mengetahui pengetahuan khusus tentang unsur
magis
2. 2. Sarana
dan prasarana yang kurang memadai
3. 3. Menurunnya
jumlah pengunjung
1.3
Pembatas
Masalah
Situs
Situs kerajaan majapahit memiliki mitos mitos tertentu seperti candi bajang
ratu yang menurut cerita masyarakat . Menurut cerita yang beredar di masyarakat
ada pantangan yang tak boleh dilakukan oleh seseorang yang berada di candi
bajang ratu yakni dilarang melintas tepat dari depan candi hingga ke belakang.
1. Sejarah Situs Majapahit
Kerajaan Majapahit
merupakan kerajaan Hindu Buddha terbesar di Indonesia yang berdiri pada abad
ke 13 hingga abad ke 16. Wilayah kekuasaan Majapahit mencapai hampir seluruh
Nusantara. Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293, seorang
menantu dari Kertanegara, raja terakhir Singasari.
2. situs
peninggalan kerajaan Majapahit
Berikut
beberapa Peninggalan Majapahit yan digunakan sebagai patokan
a) Kitab
Negarakertagama. Kitab Negarakertagama adalah salah satu peninggalan
Kerajaan Majapahit (Arsip Istimewa)
b) Candi Bajang Ratu.
c) Prasasti Prapancasarapura.
d) Candi
Tikus.
e) Kitab
Sutasoma.
1.4 Rumusan Masalah
2. Usaha Melestarikan Situs Majapahit
c) 3. Manfaat
melestarikan situs majapahit
1.5
Tujuan
Penelitian
a) 1. Melengkapi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
b) 2. Memperkenalkan
Sejarah Kerajaan Majapahit
c) 3. Mengetahui
unsur magis yan ada di majapahit
d) 4. Melestarikan
Situs Majapahit
1.6 Manfaat Penelitian
a) 1. Untuk Pembaca yaitu, meningkatkan pemahaman pembaca tentang Sejarah dan unsur magis yang ada di situs sejarah kerajaan Majapahit.
2. Untuk masyarakat yaitu, Mengetahui dan melestarikan situs budaya Majapahit
c) 3. Bagi
peneliti yaitu, Dapat menjadi sumber referensi yang berfungi bagi peneliti
dalam bidang seni budaya, sebagai dasar penelitian lebih lanjut.
d)
LANDASAN TEORI
Penelitian
ini menggunakan beberapa kajian teori tentang upaya pelestarian seni budaya
majapahit, berikut adalah beberapa teori yang peneliti temukan yaitu,
Pendidikan
dan kebudayaan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kebudayaan
merupakan satu kesatuan yang utuh, bersifat global, yang berlaku pada suatu
masyarakat, dan pendidikan merupakan kebutuhan pokok setiap orang dalam
masyarakat. Kebudayaan dalah sekelompok orang dalam lingkaran nilai dan
ideologi bersama lingkungan dan waktu tertentu. Budaya itu sendiri dapat
berubah sebagai timbal balik terhadap perubahan suasana hati masyarakat
tersebut(Vita Octavian Anggraeni 2020)
.
Indonesia
merupakan negara dengan peninggalan bangunan cagar budaya yangsangat banyak
jumlahnya, salah satuya adalah candi. Candi-candi tersebut saat ini
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata budaya dan sejarah. Tidak seperti candi
yang telah masuk ke dalam warisan dunia seperti Prambanan dan Borobudur, candi
yang terletak di area pedesaan meskipun telah diinventarisasi dan dirawat oleh
Balai Pelestarian Cagar Budaya banyak yang terbengkalai, tidak terawat, dan
berakibat pada hilangnya nilai penting. Upaya masyarakat merawat tinggalan
arkeologis cukup tinggi namun ada pula yang membiarkan peninggalan tersebut
sehingga rusak dan hilang. Material candi juga digunakan untuk material
bangunan rumah atau digunakan untuk lainnya, karena kesengajaan, keterbatasan
wawasan atau ketidaktahuan akan nilai penting dari situs tersebut. Namun perlu
dicermati bahwa hal-hal tersebut terjadi disebabkan kurangnya sosialisasi pada
masyarakat luas (Theodorus Aries Briyan Nugraha Setiawan Kusuma,
Andika Witono 2021)
Pelestarian,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar lestari, yang
artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian, dalam kaidah
penggunaan Bahasa Indonesia, pengunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya
digunakan untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). Jadi
berdasarkan kata kunci lestari ditambah awalan pe- dan akhiran –an, maka yang
dimaksud pelestarian adalah upaya atau proses untuk membuat sesuatu tetap
selamalamanya tidak berubah. Bisa pula didefinisikan sebagai upaya untuk
mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana adanya (Herdiana 2013)
Penelitian terdahulu yang peneliti
temukan dari beberapa jurnal tentang pelestarian tarian tradisional adalah
sebagai berikut:
Menurut (Aji, Cikusin, dan Abidin 2021)
dengan judul penelitian " PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SITUS BARU KUMITIR
BERBENTUK TALUT KERAJAAN MAJAPAHIT(Studi Kasus Desa Kumitir, Kecamatan
Jatirejo, Kabupaten Mojokerto)" menerangkan bahwa maka proses implementasi
terlaksana dan pencapaian dari tahap satu sampai tiga selalu melebihi target
sungguh pencapaian yang luar biasa. Implementsi BPCB JawaTimur memiliki
berbagai factor yang mewarnai jalannya implementasi dari pendukung sampai
penghambat. Untuk saat ini proses implementasi berhenti dan akan dilaksanakan
ditahun 2021 mendatang menunggu dana dari pusat turun sebab dana yang habis
berhenti juga proses implementasinya karena implementasi ini juga membutuhkan
dana khususnya untuk menggaji masyarakat dan para haliyang nominalnya sebesar
150 ribu rupiah. BPCB menghimbau agar terus menambah tenaga kerja agar situs
bisa dikuak dan juga.
Selanjutnya ada juga peneliti terdahulu yaitu, (Winaya 2015)
yang berjudul “PERAN MUSEUM MAJAPAHIT SEBAGAI MEDIATOR PELESTARIAN WARISAN
BUDAYA DAN INDUSTRI PEMBUATAN BATA” yang
menerngkan njangan tangan pemerintah yang sangat strategis dalam menyentuhdan
merangkul masyarakat setempat dalam menengahi permasalahan yang terjadi di
Trowulan. Museum berperan sebagai mediator yang menjembatani kepentingan kedua
belah pihak, yaitu pihak pelestari budaya dan pihak industri pembuatan bata.
Museum bertugas sebagai lembaga pendidik yang memberikan pengetahuan dan
pemahaman kepada masyarakat setempat mengenai kearifan serta kejayaan
masyarakat Majapahit masa lampau sehingga menumbuhkan pada rasabangga akan
asal-usul nenek moyang. Selain itu, Museum Majapahit bergerak sebagai “agen
penggerak komunitas” yang menyelenggarakan dan memfasilitasi berbagai program
positif bagi masyarakat Trowulan.
Dan peneliti terdahulu yaitu, (Hukum et al. 2023)
Penelitian ketiga dengan judul " Peran Pemerintah Daerah Dalam
Melestarikan Situs Budaya (Studi Kasus Petilasan Tribuana Tungga dewi di desa
Klinterejo Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto)" Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk
peran pemerintah daerah dalam melestarikan situs budaya sampai dengan
pemanfaatannya dan juga mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
melestarikan situs budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
beberepa stakeholder yang bertanggung jawab dalam pelestarian petilasan
Tribuana Tunggadewi, dimana situs petilasan Tribuana Tunggadewi masuk dalam
wilayah Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN). Hal ini yang berperan penting
dalam pelestarian merupakan kementrian hal ini sudah diatur dalam Undang –
Undang cagar budaya No 10 tahun 2011. Seperti halnya dalam eksvakasi dimana hal
tersebut dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilaya XI Jawa Timur (BPK)
dalam pengawasan kementrian, hal ini membuat pemerintah kabupaten Mojokerto
dalam peanfaatan terhalang oleh regulasi dari kementrian, akan tetapi dengan
adanya sekat tersebut tidak membuat peran pemerintah kabupaten Mojokerto untuk
lepas tangan sebagai regulator seperti sosialisai terhadap warga desa Klinterjo
dengan bekerjasama dengan pemerintah desa setempat dan juga dari BPK wilayah XI
Jawa Timur.
![]() |
Gambar 2.3. Diagram kerangka berpikir |
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah sebagai lawannya adalah eksperimen kunci dengan analisis
data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada
generalisasi yaitu proses penalaran yang bertolak dari individu menuju kumpulan
umum.
3.2 Setting
Penelitian
1. Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di situs
sejarah mojopahit yang ada di kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
2. Waktu
Penelitian
waktu penelitian ini berlangsung pada 10
Januari 2022. Penelitian dilakukan setelah persetujuan judul karya ilmiah.
3.1
Subyek dan Informasi Penelitian
1.
Informasi Penelitian ini
akan menjelaskan lebih dalam tentang sejarah dan juga mitos mitos yang ada di
situs sejarah Majapahit. Peneliti juga ingin mempromosikan tentang situs
kerajaan Majapahit yang masih ada sampai sekarang dan masih harus dilestarikan
2. Yang
menjadi subjek dalam hal ini adalah penanggung jawab cagar budaya situs
Majapahit
3.2
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini ada dua yaitu:
1. Data
Primer
Yaitu data yang bersumber atau yang
diperoleh dari informasi berdasarkan hasil wawancara dan observasi seperti
sejarah situs Majapahit
2. Data
Sekunder
yaitu data yang diperoleh dari
jurnal-jurnal serta beberapa refrensi dari perpustakaan serta dokumen dan observasi
yang diperoleh di lokasi penelitian.
3.3
Teknik Keabsahan Data
Dalam
penelitian pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian
kualitatif demi keaslian dan kendalan serta tingkat kepercayaan data yang telah
terkumpul. Teknik keabsahan data adalah dengan menggunakan teknik triangulasi.
Hal ini merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data. Dengan menggunakan
teknik pemeriksaan triangulasi sumber, peneliti mengumpulkan data dengan
wawancara yang dilakukan terhadap pemilik penanggung jawab
cagar budaya situs Majapahit
3.4
Teknik Analis Data
Analisis data
merupakan salah satu
kegiatan penelitian berupa
proses penyusunan dan pengelolaan
data guna menafsirkan
data yang telah diperoleh, menurut
Sugiyono (2017) Analisis
data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden
atau sumber data
lain terkumpul. Kegiatan
analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah
diajukan. Analisis data
yang akan penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Uji
Validitas Menurut Ghozali (2011) uji validitas digunakan untuk mengukur
valid tidaknya suatu
kuesioner. Dalam penelitian
ini Uji validitas membandingkan nilai
r-hitung dengan nilai
r-tabel (df)= n-2,jika r-hitung lebih
besar dari r-tabel
maka pertanyaan tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya
jika r-hitung lebih
kecil dari t-tabel
maka pertanyaan tersebut dikatakan
tidak valid (Ghozali,2011). Mengukur valid tidaknya
suatu pertanyaan dengan
r-hitung > r-tabel
pada taraf signifikan 5% atau 0,05.
2.Uji
Reliabilitas Ghozali (2016) menyatakan
bahwa reliabilitas merupakan
alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan
indikator dari variable. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel
jika jawaban dari pertanyaan adalah
konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dalam
penelitian ini diukur
dengan menggunakan koefisien Cronbach
Alpha dengan bantuan
program SPSS. Suatu variabel
dikatakan reliabel jika
memberikan nilai 42 Cronbach Alpha
> 0,6 (Ghozali,
2011). Jika nilai
reliabilitas kurang dari 0,6
maka nilainya kurang
baik. Artinya adalah
bahwa alat ukur yang digunakan tidak reliabel.
3.Uji
Hipotesis Sugiyono (2013) berpendapat
bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, oleh karena
itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun
dalam bentukkalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena
jawaban yangdiberikan baru
didasarkan pada teori
yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Hipotesis dapat
diuji dengan dua
cara, yaitu mencocokkan
dengan fakta atau dengan
mempelajari konsistensi logis
(Nazir, 2009).Metode pengujian
terhadap hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini yaitu
dilakukan pengujian secara
parsial (uji t)
dan pengujian secara simultan
menggunakan (uji F).
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Sejarah Situs kerjaan Mojopahit
4.1.1
Sejarah
mojopahit
Pemugaran
Situs Trowulan ini dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi sejak tahun 1970.
Penggalian juga pernah dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada, sementara itu
jurusan Arkeologi Universitas Indonesia menjadikan Trowulan sebagai tempat
mendidik dan melatih calon-calon arkeolog dari tahun 1987 hingga sekarang .
Kawasan Trowulan menunjukkan adanya pertukaran budaya yang penting dari
peradaban besar pada masa lalu. Pada area tersebut di temukan berbagai
peninggalan Kerajaan Majapahit seperti candi-candi, bangunan, kolam, gapura,
dan saluran-saluran air yang mengidentifikasikan sebuah kota yang cukup maju
pada masa itu. Dalam buku Nagarakertagama terdapat rincian tentang gambaran
Kota Majapahit. Ibu
Kota
Kerajaan mempunyai tembok keliling dari batu merah yang tebal dan tinggi.
Sesuai dengan keadaan berbagai situs di Trowulan yang masih berdiri hingga
sekarang. Trowulan merupakan sebuah tempat yang dikenal sebagai kawasan
bersejarah, dimana situs-situs peninggalan kerajaan besar tanah Jawa ditemukan.
Situs-situs itu tidak hanya satu bangunan, melainkan satu kawasan, terdiri dari
berbagai bangunan candi, artefak-artefak, dan arca-arca yang dipengaruhi agama
Hindu dan Buddha.
4.1.2
Mitos
mitos yang ada di situs mojopahit
Ada
mitos di balik kebesaran Majapahit yang saat ini tak banyak orang tahu.
Sejarahwan Mojokerto, Ayuhannafiq mengatakan, jauh berabad-abad sebelum
Majapahit, konon Mpu Bharada yang merupakan guru Prabu Airlangga diminta untuk
membagi wilayah kerajaan Kahuripan menjadi dua wilayah. Lantaran bingung memilih
dua putranya untuk menjadi putra mahkota. Pembelahan wilayah ini tercatat dalam
Serat Calon Arang, Nagarakretagama , dan prasasti Turun Hyang II. Maka
terciptalah dua kerajaan baru. Kerajaan barat disebut Kadiri berpusat di kota
baru, yaitu Daha, diperintah oleh Sri Samarawijaya. Sedangkan kerajaan timur
disebut Janggala berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan, diperintah oleh
Mapanji Garasakan. "Konon katanya saat itu Mpu Bharada terbang membawa
kendi berisi air. Air itu kemudian yang memecah kedua wilayah, maka jadilah
sungai Brantas. Saat terbang itu, kain yang digunakan Mpu Bharada nyangkut di
pohon asem yang sangat tinggi dan besar. Kemudian Mpu Bharada mengeluarkan
sabda, pohon tersebut menjadi pendek. Akhirnya disebut Kamal Pandak,"
Pasca isiden tersebut, Mpu Bharada memutuskan untuk berhenti dan tidak
melanjutkan prosesi pembelahan wilayah itu sampai tuntas.
Kemudian
ia berdiam diri dan memutuskan untuk bertapa dan menetap di Kamal Pandak.
Konon, raja-raja setelah Airlangga, mencari lokasi dimana Kamal Pandak
tersebut. Diyakini, kerajaan yang berdiri di atas Kamal Pandak , bakal bisa
menyatukan kerajaan di tanah jawa. "Mitosnya, Kamal Pandak itu ya di
Trowulan, tempat Kerajaan Majapahit. Karena pindah ke Trowulan, Majapahit bisa
menyatukan Nusantara. Dalam Nagarakertagama, wilayahnya meliputi Jawa, Bali,
Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur. Termasuk Semenanjung Malaya,
Tumasik (Singapura), serta sebagian Thailand, dan Filipina," tutur Yuhan.
Pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu yang
sangat besar. Bahkan tergolong kerajaan yang kaya raya. Hal itu dibuktikan dari
sisa-sisa peninggalannya. Termasuk dari cerita dan buku-buku yang ditulis
sejumlah orang yang pernah mengunjungi Kerajaan Majapahit.
4.2
Upaya Pelestarian Situs Mojopahit
Menurut Sedyawati (dalam Maizarti,
2013:12-13) Pelestarian berarti mengembangkan, melestarikan, dan mempertahankan
semua budaya tradisional,berarti membesarkan volume penyajiannya dan
memperbanyak kemungkinankemungkinan untuk memperbaharuinya.
Pelestarian
situs prasejarah yang menjadi cagar budaya secara umum memiliki efek positif
bagi masyarakat. Selain menjaga dan melestarikan benda-benda pusaka (heritage)
dalam kepunahan akibat ketidaktahuan dan ketidakpedulian, pelestarian cagar
budaya juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Agar
semakin banyak pengujung yang datang dan merasa puas serta nyaman berada dalam
lokasi sehingga ada ketertarikan dari wisatawan untuk mengunjungi kembali situs kerajaan
Majapahit.
Ada
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan situs budaya
Mojopahit di Indonesia:
1. Pendidikan dan
Pelatihan: para institusi sekolah harus mengenalkan situs budaya majapahit agar
generasi muda mengenal dan sadar untuk tetap melestarikan budaya tersebut
2. Kerjasama antar Pihak:
Kerjasama antara pemerintah, sekolah, seniman, dan masyarakat dapat
meningkatkan pelestarian budaya tradisional. Perlu adanya kerjasama dari
pemerintah dalam proses pelestarian situs majapahit, seperti adanya penambahan
dana dalam proses untuk perawatan candi
,dan renovasi taman sekitar candi untu menambah daya tarik wisatawan.
4.3 Manfaat Pelestarian budaya situs majapahit
Beberapa
bentuk manfaat tentang menjaga kelestarian situs mojopahit Pelestarian situs prasejarah yang menjadi
cagar budaya secara umum memiliki efek positif bagi masyarakat. Selain menjaga
dan melestarikan benda-benda pusaka (heritage) dalam kepunahan akibat
ketidaktahuan dan ketidakpedulian, pelestarian cagar budaya juga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
1. 1. Menambah Wawasan
Di
Indonesia ada 1.340 suku bangsa dan 300 kelompok etnis, yang masing-masing
memiliki budayanya. Artinya, ada banyak sekali jenis budaya lokal yang
belum kita ketahui, bukan? Kebanyakan dari kita
hanya mengenal bentuk budaya lokal dari daerah tempat tinggal dan sekitarnya.
Jarang ada yang mengenal budaya lokal dari berbeda pulau.
Dengan
menjaga kelestarian budaya lokal, kita bisa mengenal banyak budaya dari
daerah lain, teman-teman. Sebab, jika semua orang Indonesia memiliki
kesadaran untuk melestarikan budaya, maka budaya tersebut akan lebih sering
dilihat oleh orang lain. Misalnya, cagar budaya atau
tempat bersejarah.
2. 2. Menumbuhkan Rasa
Nasionalisme
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri. Semakin kita melestarikan budaya lokal Indonesia,
maka semakin kita mengenal keanekaragaman Indonesia. Kalau kita sudah
mengenal Indonesia dengan baik, kita juga bisa menumbuhkan sikap bangga
terhadap segala sesuatu yang ada di negara ini. Kesadaran tersebut
akan mengembangkan rasa nasionalisme bagi seluruh masyarakat.
- Jadi Ciri Khas Indonesia
Setiap negara memiliki ciri khas yang berbeda, termasuk Indonesia.Jika dibandingkan negara-negara di Eropa, Indonesia unggul dalam hal kebudayaan tradisional yang masih dilestarikan. Keunggulan tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar menjadi ciri khas yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Dengan ciri khas tersebut, Indonesia bisa menarik lebih banyak wisatawan asing untuk meningkatkan pendapatan negara di sektor pariwisata. Nantinya, pendapatan negara akan mendukung upaya pembangunan nasional agar Indonesia semakin maju.
BAB III
PENUTUP
.
5.1
Kesimpulan
Mojopahit adalah salah satu kerajaan
hindu di Indonesia yang pernah berdiri pada tahun 1293-1473 masehi .Kerajaan
majapahit memiliki banyak situs peninggalan peningglan yang masih mempunyai
mitos.seperti halnya candi bajang ratu yang berupa candi yang berstuktr batu
bata dan diyakini sebagai salah satu gerbang kecil di area majapahit.
Pelestarian situs prasejarah yang menjadi cagar budaya secara umum memiliki
efek positif bagi masyarakat. Selain menjaga dan melestarikan benda-benda
pusaka (heritage) dalam kepunahan akibat ketidaktahuan dan ketidakpedulian,
pelestarian cagar budaya juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar.
5.2 Saran
Pelestarian
Budaya Penting untuk terus melestarikan dan mempromosikan situs budaya
Mojopahit agar tidak hilang dalam arus globalisasi. Ini bisa dilakukan melalui
pelatihan generasi muda dalam mengetahui situs budaya mojopahit. Dapat
dilakukan juga pengembangan di situs budaya agar tetap terjaga dan tetap
menjadi situs sejarah mojopahit
DAFTAR PUSTAKA
Agus Zainal
Abidin. 2021. “KERAJAAN MAJAPAHIT ( Studi Kasus Desa Kumitir , Kecamatan
Jatirejo , Kabupaten Mojokerto ) Jurusan Administrasi Negara . Fakultas Ilmu
Admiministrasi.Universitas Islam Malang
Herdiana. 2013. “Pelestraian Budaya.” Journal of Chemical
Information and Modeling 53 (1986): 8.
M Ridlo Habibi. 2023. “Peran Pemerintah Daerah
Dalam Melestarikan Situs Budaya ( Studi Kasus Petilasan Tribuana Tungga dewi di
desa Klinterejo Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto )” 2 (4).
Theodorus Aries Briyan Nugraha Setiawan Kusuma. 2021. “Site ,
Trowulan Arkeolog Pendamping Komunitas Wastwantara .Yogyakarta. Indonesia
Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Program Studi Arkeologi .Fakultas Ilmu
Budaya . Universitas Udayana
Vita Octavian Anggraen . Handayani. 2020. “Perancangan buku
informasi situs candi majapahit di trowulan” 3 (01): 35–44.
Winaya, Atina. 2015. “Peran Museum Majapahit Sebagai Mediator
Pelestarian Warisan Budaya dan Industri Pembuatan Bata.”
Penulis :
Nama : GALIH MUHTA HAKIM
NIT : 202312009
Program studi : Manajemen Logistik Angkatan 2023
Akademi Pelayaran Nasional Surakarta
Komentar
Posting Komentar